Jatah hidup kita di dunia hanya sekali. Satu kali. Tak ada siaran ulang layaknya film di televisi. Jadi, hidup di dunia hanya satu kali. Titik.
Karena hidup di dunia hanya satu kali itulah harusnya membuat kita berpikir bahwa tak ada kata ‘main-main’. Dunia bukanlah permainan, yang bisa coba-coba; atau jika game over, bisa bermain lagi. Oleh sebab itu, kita harus memanfaatkan kesempatan hidup di dunia dengan baik.
Setiap orang memiliki hak priogratif istimewa untuk dirinya sendiri, darinya, untuknya dan olehnya. Terutama dalam bidang akademis maupun non akademis. Sejenak berpikir, “non akademis itu lebih penting ketimbang nilai akademis”. Ternyata jika dipikir dengan pikiran yang jernih dan hati yang suci, serta pengalaman yang baik dan yang buruk mengajarkan kepada kita untuk selalu seimbang, dengan keseimbangan tersebut, timbulah sebuah keserasian yang bisa dan mencapai orang atau diri kita sendiri menjadi orang yang sukses.
Kalah dan menang sudah biasa, kalau tidak menang ya pasti kalah, itu suatu kepastian yang akan pasti terjadi di kehidupan tergantung seorang itu meresponnya dengan gembirakah ataupun dengan sedihkah. Manusia adalah makhluk yang termulia, Bahkan manusia dikaruniai roh, untuk membedakannya dengan hewan dan tumbuhan.
Jika kita melihat pada hidup kita sendiri, kita perlu mengakui pada orang lain bahwa hidup kita bukan hidup yang gemerlap. Hidup kita sangat biasa saja, cenderung datar dan rutin. Kita tidak tahu dengan kehidupan Orang lain.
Hanya saja menurut kita, kunci dari menghidupi hidup itu bukan dari jenis kehidupan yang kita jalani gemerlap atau biasa, akan tetapi dari dalam hati. Saat hati kita menikmati hidup kita, segemerlap atau sebiasa apapun hidup kita maka pasti akan terasa indah.
Mungkin kita termasuk orang yang sangat sederhana. Kita mudah dibuat senang dengan hal-hal terkecil dalam hidup. Tidak terlalu punya banyak keinginan yang macam-macam, sehingga saat kita mendapatkan sesuatu rasanya senang sekali.
Kita bukan orang suci yang tidak bisa bersedih, tidak bisa kesal, tidak bisa emosi. Beberapa waktu lalu, kita teringat akan kejadian-kejadian menyedihkan dan mengecewakan di masa lalu.
Hanya saja kemudian kita disadarkan bahwa membagikan hal itu untuk orang lain belajar itu baik, tapi tidak untuk terus-menerus memutarnya dalam pikiran kita sehingga tertanam menjadi kesedihan dan kekecewaan terus-menerus.
Menghidupi hidup bukan berarti tidak pernah sedih, tidak pernah kecewa, tidak pernah marah; tetapi saat sedih, saat kecewa, saat marah dilepaskan dengan cara yang terukur dan masuk akal.
Mengomel, mengeluh, marah, mencaci maki, dan bersumpah serapah, sesungguhnya saat melakukan itu semua sama sekali tidak memecahkan persoalan yang ada, malah mematrikannya begitu dalam: yaitu ke lubuk hati Orang lain. Semakin sering Orang lain melakukan itu, semakin itu tertoreh begitu dalam.
Sedikit-sedikit akhirnya menjadi bukit. Hal-hal kecil akhirnya menjadi besar. Sebutir akhirnya menjadi segunung. Satu kali perlakuan, akhirnya menjadi kebiasaan. Pada akhirnya yang dirugikan adalah Orang lain sendiri.
Hidup yang satu kali ini gunakan secara bijaksana dan bertanggung jawab. Jangan karena hanya sekali saja hidup di dunia ini, maka Orang lain bisa bebas menggunakannya semau hati Orang lain. Merugikan orang lain, menyakiti orang lain, menusuk orang lain, hanya karena ini hidup yang satu kali saja, maka Orang lain memilih untuk melakukannya.
Jangan! Hal yang Orang lain lakukan pada orang lain, pada akhirnya akan Orang lain rasakan juga. Ingatlah hukum tabur tuai. Gunakan hidup yang satu kali ini sebagai hidup yang bermakna untuk menjembatani hidup di kekekalan (syurga) kelak.
Setia pada perkara yang kecil maka akan dipercayakan perkara yang lebih besar. Jika Orang lain tidak bisa setia dalam hidup yang satu kali ini di dunia, bagaimana bisa dipercaya untuk hidup di kekekalan kelak?
Dari sini bisa kita sadari bahwa hidup ini tidaklah ‘main-main’. Kalau kita serius dalam hidup ini dengan baik dan benar, insya Allah kita meraih hasil. Kalau kita mau fokus pada amanah-amanah yang telah ada pada pundak kita saat ini, tentu tak ada waktu dengan yang namanya melamunkan masa lalu.
Sebaliknya, justru kita isi dengan memikirkan rencana-rencana usaha terbaik untuk menjalankan amanah. Di antara banyak ragam amanah, amanah wajib yang harus kita jalankan adalah datangnya dari Allah subhanallahu ta’ala, yakni menjalankan hidup sesuai syari’at-Nya secara komprensif atau bahasa kerennya, secara kaffah.
Karena hidup di dunia hanya satu kali itulah harusnya membuat kita berpikir bahwa tak ada kata ‘main-main’. Dunia bukanlah permainan, yang bisa coba-coba; atau jika game over, bisa bermain lagi. Oleh sebab itu, kita harus memanfaatkan kesempatan hidup di dunia dengan baik.
Setiap orang memiliki hak priogratif istimewa untuk dirinya sendiri, darinya, untuknya dan olehnya. Terutama dalam bidang akademis maupun non akademis. Sejenak berpikir, “non akademis itu lebih penting ketimbang nilai akademis”. Ternyata jika dipikir dengan pikiran yang jernih dan hati yang suci, serta pengalaman yang baik dan yang buruk mengajarkan kepada kita untuk selalu seimbang, dengan keseimbangan tersebut, timbulah sebuah keserasian yang bisa dan mencapai orang atau diri kita sendiri menjadi orang yang sukses.
Kalah dan menang sudah biasa, kalau tidak menang ya pasti kalah, itu suatu kepastian yang akan pasti terjadi di kehidupan tergantung seorang itu meresponnya dengan gembirakah ataupun dengan sedihkah. Manusia adalah makhluk yang termulia, Bahkan manusia dikaruniai roh, untuk membedakannya dengan hewan dan tumbuhan.
Jika kita melihat pada hidup kita sendiri, kita perlu mengakui pada orang lain bahwa hidup kita bukan hidup yang gemerlap. Hidup kita sangat biasa saja, cenderung datar dan rutin. Kita tidak tahu dengan kehidupan Orang lain.
Hanya saja menurut kita, kunci dari menghidupi hidup itu bukan dari jenis kehidupan yang kita jalani gemerlap atau biasa, akan tetapi dari dalam hati. Saat hati kita menikmati hidup kita, segemerlap atau sebiasa apapun hidup kita maka pasti akan terasa indah.
Mungkin kita termasuk orang yang sangat sederhana. Kita mudah dibuat senang dengan hal-hal terkecil dalam hidup. Tidak terlalu punya banyak keinginan yang macam-macam, sehingga saat kita mendapatkan sesuatu rasanya senang sekali.
Kita bukan orang suci yang tidak bisa bersedih, tidak bisa kesal, tidak bisa emosi. Beberapa waktu lalu, kita teringat akan kejadian-kejadian menyedihkan dan mengecewakan di masa lalu.
Hanya saja kemudian kita disadarkan bahwa membagikan hal itu untuk orang lain belajar itu baik, tapi tidak untuk terus-menerus memutarnya dalam pikiran kita sehingga tertanam menjadi kesedihan dan kekecewaan terus-menerus.
Menghidupi hidup bukan berarti tidak pernah sedih, tidak pernah kecewa, tidak pernah marah; tetapi saat sedih, saat kecewa, saat marah dilepaskan dengan cara yang terukur dan masuk akal.
Mengomel, mengeluh, marah, mencaci maki, dan bersumpah serapah, sesungguhnya saat melakukan itu semua sama sekali tidak memecahkan persoalan yang ada, malah mematrikannya begitu dalam: yaitu ke lubuk hati Orang lain. Semakin sering Orang lain melakukan itu, semakin itu tertoreh begitu dalam.
Sedikit-sedikit akhirnya menjadi bukit. Hal-hal kecil akhirnya menjadi besar. Sebutir akhirnya menjadi segunung. Satu kali perlakuan, akhirnya menjadi kebiasaan. Pada akhirnya yang dirugikan adalah Orang lain sendiri.
Hidup yang satu kali ini gunakan secara bijaksana dan bertanggung jawab. Jangan karena hanya sekali saja hidup di dunia ini, maka Orang lain bisa bebas menggunakannya semau hati Orang lain. Merugikan orang lain, menyakiti orang lain, menusuk orang lain, hanya karena ini hidup yang satu kali saja, maka Orang lain memilih untuk melakukannya.
Jangan! Hal yang Orang lain lakukan pada orang lain, pada akhirnya akan Orang lain rasakan juga. Ingatlah hukum tabur tuai. Gunakan hidup yang satu kali ini sebagai hidup yang bermakna untuk menjembatani hidup di kekekalan (syurga) kelak.
Setia pada perkara yang kecil maka akan dipercayakan perkara yang lebih besar. Jika Orang lain tidak bisa setia dalam hidup yang satu kali ini di dunia, bagaimana bisa dipercaya untuk hidup di kekekalan kelak?
Dari sini bisa kita sadari bahwa hidup ini tidaklah ‘main-main’. Kalau kita serius dalam hidup ini dengan baik dan benar, insya Allah kita meraih hasil. Kalau kita mau fokus pada amanah-amanah yang telah ada pada pundak kita saat ini, tentu tak ada waktu dengan yang namanya melamunkan masa lalu.
Sebaliknya, justru kita isi dengan memikirkan rencana-rencana usaha terbaik untuk menjalankan amanah. Di antara banyak ragam amanah, amanah wajib yang harus kita jalankan adalah datangnya dari Allah subhanallahu ta’ala, yakni menjalankan hidup sesuai syari’at-Nya secara komprensif atau bahasa kerennya, secara kaffah.
♥♦♣♠ PELANGI QQ ♠♣♦♥
ReplyDeleteMari Bergabung bersama kami di Pelangi Q Q (,) me
Situs Impian Para pecinta dan peminat Taruhan Online!!
Segera Daftarkan diri Anda di PelangiQQ dan dapatkan Bonus yang sudah tersedia. Agen Poker Online Terpercaya dan Terbesar di Indonesia yang menggunakan Uang Asli.
MINIMAL DEPOSIT & WITHDRAW Rp 25.000
PelangiQQ Menyediakan 8 Permainan yang bisa di mainkan hanya dengan 1 User ID,yaitu:
* Bandar66 (NEW GAME)
* SAKONG
* Poker
* Domino99
* Capsa susun
* AduQ
* BandarQ
* Bandar Poker
Keunggulan PELANGI Q Q :
- PROSES DEPO & WD MUDAH TANPA RIBET
- PROSES DEPO & WD TERCEPAT
- KARTU-KARTU BERKUALITAS DISAJIKAN
- CS RAMAH & INSPIRATIF SIAP MEMBANTU 24JAM
- TIPS & TRIK MENJADI KEUNGGULAN SITUS INI
- DAN TENTUNYA DEPOSIT YG TERJANGKAU BOS!!(MINIMAL DEPO & WD 25RB)
Nikmati juga HOT PROMO bersama kami:
* BONUS TURNOVER 0.3% (DIBAGIKAN SETIAP 5 Hari 1x)
* BONUS REFERRAL 15% (SEUMUR HIDUP)
Tunggu apalagi bos!! langsung daftarkan diri anda di PELANGI Q Q
Bagaimana cara mendaftar? SIMPEL bos!!
cukup kunjungi kami PELANGI Q Q
klik daftar dan daftarkan diri anda
atau bisa juga hubungi kami melalui LiveChat dan BBM yang akan melayani Anda 24 jam nonstop.
- SKYPE : PELANGIQQ
- LINE : PELANGIQQ
- FACEBOOK : PokerPelangiReborn
- PIN BB : E37271BF
- WhatssApp : 6281231804952
Salam Sukses & Hoki
PELANGIQQ